Kamis, 18 November 2010 | By: fiesta

puisi untuk pejilat dunia

aku tersungkur
diantara sepatu pantopel bergaya klasik
tak trhitung berapa ku cium kepala kaki itu
hanya untuk logam  untuk perut yang mulia
aku dianggap apa
aku tertatih
menyusuri trotoar kota impian
dimana langkah cepat tak bersapa
mengejar dolar dari negara adikuasa
memang ku bukan apa apa Selengkapnya...