awal mula
Istana pasir 8.10.11
Para pemuda berpakaian vulgar
Tariannya entah barantah asalnya
Mungkn dihantar angin laut jauhnya
Yang pelan tenang pasti
Membentuk pola baru pasir pantai
Satu langkah yang marjinal
Berdiri rapuh istana pantai
Terbangun dari seadanya sisa yang tak terjual
Cantik, pasirnya warna-warni
Warna asin, imporkah ?
Memang yang lama harus pergi
Dijemput ombak nan manis, siapa tak mau ?
Musim ii gelombangnya besar
Toh, bakau berakar limapun tela mengering
Para pemuda masih disisi yang ak tergerus
Bukan menjaga tapi melumatkan
Menara istana telah bersenang-senang ditengah laut
Setidaknya ada separo lantai yang terlihat
Sanpai erinjak kaki tarian antah barantah
Apa daya, itu keputusanmu
Buta 2011
Tersapa dunia yang tak ku tau rupa
Hanya tabgisan dan gelagat mereka
Yang tersedat ketika kenyataan berseru
Padaku untuknya satu rasa olehku
Bulan itu apa? Bintang itu?
Janganmemuji semua penuh haru
Rasa rindu taj terbendung dikalbu
Kelopak yang menyelimuti dunia
Tiap pagiku telahsirna
Hanya malam, hanya malam
Cermin membisu didepanku
Melihat aku dalam dirinya
Seperti hal apa diriku
Seumur tongkat menemani
Seperti hal apa diriku
Bosan 2011
Ruang hampa
Semakin sesak
Kakiku membumi
Udara nian hilang
Tak bisa kurteruskan
Benang rajut yang semakin kusut
Membentuk lembaran penyesalan
Uaraikan ceritaku
Lepaskan ikatanmu
Demi aku, maukan ?
Malang 2011
Kamu cantik, dulu
Dulu, dulu, dulu
Kaya, indah
Kamu kamu kamu
Berdiri, tinggi
malang, oh Malang
bapak panti 2011
mungkinkah kemuliaan padanya
tidak pada gemerlap dunia diluar sana
di hanya situa berkopiah pudar
tak apa, hal terpenting disini kami
titipan tak berupah
dari yang tak bertuan
biar saja dia terima
kado kecil dari Sang Maha Besar
tanganya tak kuasa lagi
memeluk puluhan yang kedinginan
kakinya telah lama lesuh
menapak mengais hidup mereka
dimana tempat yang kau tuju
hanyalah lilin kecil ditiap tahu tiap waktu
atau memberi tumpangan tiap doa masa depan
dan aku menghatikanmu
Pulanglah 2011
Senja untuk paruh tua
Disela-sela gedug tua
Dia percaya tak da yang sia-sia
Bila anakku lupa, tak jadi apa
Di pengasingan ini aku merindu
Bukan ditanganmu tapidirimu
Dua tahun ini tak kau sapa aku
Berharap udara malam mengantarmu
Atau sekedar mengahantar air mataku
Pelopor 19.10.11
Ini langkahku
Aspal panas kehidupan ini
Melumerkan telapak kepercayaan
Hanya tulang putih baja, cukup
Matahari satu telunjuk diatasku
Smakin mendidihkan kemuakan
Kota kelam berbenteng didepan
Kubangan dengan serpihan putih tulang
Terbakar matahari yang mengikuti
Aku pelopor kebencian
Menyulut runout kering kepercayaan
Selama tulang ini masih merawan
Selengkapnya...
sawir syair
KAMI ADALAH SAMPAH DISUDUT KOTA YANG TERLUPAKAN
Pages
arti hidup ,maksud hidup
Tanggal 21 Mei 1998,peristiwa besar terjadi di gedung DPR .Ratusan ribu pendemo memenuhi halaman gedung dPR menuntut untuk Presiden Suharto turun dari jabatan setelah berkuasa selama 32 tahun ,dan pada bulan Febuari 2011 terjadi demo serupa di istana Mesir menuntut agar Presiden Husni Mubarok turun dari jabatan setelah berkuasa selama 30 tahun (2 tahun lebih muda dari masa pemerintahan Suharto)
Apakah yang dipikirkan tokoh tokoh besar tersebut ,Apakah dalam pikiranya hidup hanya untuk berkuas dang mengeruk kekayaan sebanyak banyaknya ,padahal kita hidup didunia tidak ada seper satujuta dari lamanya kita hidup di akhirat ,dan modal untuk hidup elama itu adalah amal sholeh , jauh dari apa yang dilakukan pemimin pemimpin otoriter tersebut .
Selengkapnya...
Inilah 18 Kebohongan SBY
JAKARTA – Para aktivis, di antaranya Yudi Latief, Maemunah, Halid Muhammad, Ray Rangkuti, dan Tama S Langkun, Senin (10/1), menyampaikan 9 kebohongan lama dan 9 kebohongan baru = 18 kebohongan yang dilakukan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Sembilan kebohongan lama tersebut antara lain:
Pertama pemerintah mengklaim bahwa pengurangan kemiskinan mencapai 31,02 juta jiwa. Padahal dari penerimaan beras rakyat miskin tahun 2010 mencapai 70 juta jiwa dan penerima layanan kesehatan bagi orang miskin (Jamkesmas) mencapai 76,4 juta jiwa.
Kedua, Presiden SBY pernah mencanangkan program 100 hari untuk swasembada pangan. Namun pada awal tahun 2011 kesulitan ekonomi justru terjadi secara masif.
Ketiga, SBY mendoronga terobosan ketahanan pangan dan energi berupa pengembangan varietas Supertoy HL-2 dan program Blue Energi. Program ini mengalami gagal total.
Keempat, Presiden SBY melakukan konferensi pers terkait tragedi pengeboman Hotel JW Mariot. Ia mengaku mendapatkan data intelijen bahwa fotonya menjadis asaran tembak teroris. Ternyata foto tersebut merupakan data lama yang pernah diperlihatkan dalam rapat dengan Komisi I DPR pada tahun 2004.
Kelima, Presiden SBY berjanji menuntaskan kasus pembunuhan aktivis HAM Munir sebagai a test of our history. Kasus ini tidak pernah tuntas hingga kini.
Keenam, UU Sistem Pendidikan Nasional menuliskan anggaran pendidikan harus mencapai 20% dari alokasi APBN. Alokasi ini harus dari luar gaji guru dan dosen. Hingga kini anggaran gaji guru dan dosen masih termasuk dalam alokasi 20% APBN tersebut.
Ketujuh, Presiden SBY menjanjikan penyelesaian kasus lumpur Lapindo dalam Debat Calon Presiden Tahun 2009. Penuntasan kasus lumpur Lapindo tidak mengalami titik temu hingga saat ini.
Kedelapan, Presiden SBY meminta semua negara di dunia untuk melindungu dan menyelamatkan laut. Di sisi lain Presiden SBY melakukan pembiaran pembuangan limbah di Laut Senunu, NTB, sebanyak1.200 ton dari PT Newmont dan pembuangan 200.000 ton limbah PT Freeport ke sungai di Papua.
Kesembilan, tim audit pemerintah terhadap PT Freeport mengusulkan renegosiasi. Upaya renegosiasi ini tidak ditindaklanjuti pemerintah hingga kini.
Sedangkan 9 kebohongan baru SBY, di antaranya:
Pertama, dalam Pidato Kenegaraan 17 Agustus 2010 Presiden SBY menyebutkan bahwa Indonesia harus mendukung kerukunan antarperadaban atau harmony among civilization. Faktanya, catatan The Wahid Institute menyebutkan sepanjang 2010 terdapat 33 penyerangan fisik dan properti atas nama agama dan Kapolri Bambang Hendarwso Danuri menyebutkan 49 kasus kekerasan ormas agama pada 2010.
Kedua, dalam pidato yang sama Presiden SBY menginstruksikan polisi untuk menindak kasus kekerasan yang menimpa pers. Instruksi ini bertolak belakang dengan catatan LBH Pers yang menunjukkan terdapat 66 kekerasan fisik dan nonfisik terhadap pers pada tahun 2010.
Ketiga, Presiden SBY menyatakan akan membekali Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dengan telepon genggam untuk mengantisipasi permasalahan kekerasan. Aksi ini tidak efektif karena di sepanjang 2010, Migrant Care mencatat kekerasan terhadap TKI mencapai 1.075 orang.
Keempat, Presiden SBY mengakui menerima surat dari Zoelick (Bank Dunia) pada pertengahan 2010 untuk meminta agar Sri Mulyani diizinkan bekerja di Bank Dunia. Tetapi faktanya, pengumuman tersebut terbuka di situs Bank Dunia. Presiden SBY diduga memaksa Sri Mulyani mundur sebagai Menteri Keuangan agar menjadi kambing hitam kasus Bank Century.
Kelima, SBY berkali-kali menjanjikan sebagai pemimpin pemberantasan korupsi terdepan. Faktanya, riset ICW menunjukkan bahwa dukungan pemberantasan korupsi oleh Presiden dalam kurun September 2009 hingga September 2010, hanya 24% yang mengalami keberhasilan.
Keenam, Presden SBY meminta penuntasan rekening gendut perwira tinggi kepolisian. Bahkan, ucapan ini terungkap sewaktu dirinya menjenguk aktivis ICW yang menjadi korban kekerasan, Tama S Langkun. Dua Kapolri, Jenderal Bambang Hendarso Danuri dan Jenderal Timur Pradopo, menyatakan kasus ini telah ditutup.
Ketujuh, Presiden SBY selalu mencitrakan partai politiknya menjalankan politik bersih, santun, dan beretika. Faktanya Anggota KPU Andi Nurpati mengundurkan diri dari KPU, dan secara tidak beretika bergabung ke Partai Demokrat. Bahkan, Ketua Dewan Kehomatan KPU Jimly Asshiddiqie menilai Andi Nurpati melakukan pelanggaran kode etik dalam Pemilu Kada Toli-Toli.
Kedelapan, Kapolri Timur Pradopo berjanji akan menyelesaikan kasus pelesiran tahanan Gayus Tambunan ke Bali selama 10 hari. Namun hingga kini, kasus ini tidak mengalami kejelasan dalam penanganannya. Malah, Gayus diketahui telah sempat juga melakukan perjalanan ke luar negeri selama dalam tahanan.
Kesembilan, Presiden SBY akan menindaklanjuti kasus tiga anggota KKP yang mendapatkan perlakuan tidak baik oleh kepolisian Diraja Malaysia pada September 2010. Ketiganya memperingatkan nelayan Malaysia yang memasuki perairan Indonesia. Namun ketiganya malah ditangkap oleh polisi Diraja Malaysia. Sampai saat ini tidak terdapat aksi apapun dari pemerintah untuk nmenuntaskan kasus ini dan memperbaiki masalah perbatasan dengan Malaysia.
Selengkapnya...
Kisah Sederhana, Sebuah Realita Kaum Marjinal
sebenarnya hari ini sangat malas untuk membuka laptop walaupun hanya untuk sekedar mengecek e-mail tapi entah kenapa ada dorongan untuk sekedar menengok. sambil mengisi waktu loading yang cukup lama, saya coba membuka kembali arsip tulisan yang lama tersimpan dalam buku (dulu sebelum punya laptop, saya sering menulis di buku), ada satu tulisan menarik yang mengingatkan
saya akan masa lalu, tulisannya tidak panjang hanya beberapa paragraf, tapi yang membuat saya tertarik pada tulisan itu bukanlah karena tulisannya tapi sesuatu di balik tulisan itu.
judulnya “pelanggan” saya tidak akan menulis kembali cerita itu, tapi hanya sekedar mengullas kenapa tulisan itu sangat menarik bagi saya (pandangan amat sangat subjektif, hehhehe ^,^). tulisan itu membawa saya kepada seapasang suami istri yang kesulitan untuk menguburkan anaknya di jogja.
malam itu sebenarnya saya bersama seseorang berniat menjenguk salah seorang teman yang di rawat di salah satu Rumah Sakit di jogja. tapi karena waktu jenguk sudah habis, hanya orang yang memegang kartu masuk sebagai penunggu pasien saja yang berhak masuk. sayangnya kami berdua tidak memiliki kartu tersebut, akhirnya dengan berbagai alasan kepada satpam penunggu pintu (serem.. kaya hantu aja penunggu…)salah satu dari kami boleh masuk untuk mengambil kartu sementara. saya sendiri memutuskan untuk menunggu di luar (yaa… teras RS tsb lah…), walau pada saat itu rintik grimis cukup deras.
ga lama setelah suasana dingin menusuk ke tulang, ada seorang wanita lusuh menangis histeris di dampingi seorang pria di sampingnya dengan tangan kiri mengepal keras dan tangan kanan memegang bahu wanita itu dengan erat, wajahnya masih sanggup untuk mencoba menatap lurus walau terlihat guratan kesedihan jelas tergambar di wajahnya. saya masih duduk sambil mencoba merapatkan kaki dan menyilangkan tangan didada, sekedar menahan dingin. entah apa yang terjadi dengan sepasang -yang menurut saya- suami-istri tersebut. saya mencoba bersikap acuh sambil mengomel dalam hati, teman yang tadi masuk untuk mengambil “boarding pass” Rumah Sakit belum juga muncul.
lamunan saya tentang teman tadi seketika pecah ketika seorang tukang parkir berujar
“kasihan ya mereka, udah anaknya mati, ga bisa di kubur lagi” ,
kalimat tukang parkir yang di tunjukan kepada para tukang becak dan sopir taksi yang mangkal di depan RS tersebut membuat saya yang duduk agak jauh mencoba untuk menggeser duduk saya mendekati “rumpian” para “transporter”, suara rintik grimis yang sudah agak mereda saya coba hilangkan dan menggantinya dengan memfokuskan telinga kanan saya dengan pembicaraan mereka tadi, lamunan teman yang tak kunjung kembali saya ganti dengan berkonsentrasi pada topik pembicaraan mereka.
hampir 15 menit saya mencoba memahami apa yang sedang sopir, tukang becak, tukang parkir itu bicarakan, dari pembicaraan mereka ada satu garis kesimpulan yang sama yang sedang mereka fikirkan atau bahkan mungkin takutkan. tentang nasib mereka yang mungkin sama seperti apa yang suami-istri tadi rasakan.
ternyata sepasang suami-istri tadi sedang menangisi anak mereka yang telah meninggal. anaknya meninggal terkena Demam Berdarah, dan tidak dapat tertolong setelah di rawat 2 hari di Rumah Sakit, dan bukan hanya itu saja, bahwa mereka harus mengalami sebuah kenyatan pahit anaknya tidak bisa di bawa pulang karena biyaya Rumah Sakit harus dilaunasi dahulu sebelum jenazah anaknya diambil, menurut bocoran satpam RS, biaya’y meliputi ICU selama dua hari dan 3 kantong darah, belum lagi biyaya obat serta suntik, yang menyentuh juta dan saya yakin biaya Rumah Sakit untuk anak mereka masih lebih murah di banding sebuah Blackberry yang di pegang anak ABG yang tidak merasa terganggu dengan suara tangis di ruang administrasi, wajah ABG itu tetap tersenyum kecil tanpa pernah sekalipun melepas tatapannya dari layar gadget berharga mahal itu.
masalah suami-istri itu tidak hanya kematian anaknya dan biaya Rumah Sakit, tapi juga soal penguburan jenazah. jenazah itu harus di bawa ke pekalongan karena tidak dapat di kubur di jogja, biasa persoalan classic, mereka tidak punya KTP jogja dan secara administrasi mereka tidak punya tempat tinggal tetap di jogja. sebenarnya ada jalan keluar, yaitu jenazah bisa di kubur di hogja dengan membayar biaya pemakaman dan tempat di TPU. sayangnya hal itu juga tidak dapat di lakuakn karena harga pemakaman di TPU hampir sama dengan biaya sewa mobil jenazah ke pekalongan. tunggu dulu, itu terlalu jauh, sumai-sitri ini masih belum menemukan jalan keluar bagaimana mengeluarkan jenazah anaknya dari Rumah Sakit.
hawa dingin yang tadi menusuk tulang sudah tak terasa lagi, bukan saja karena gerimis sudah reda, tapi hati yang memanas, bukan juga karena melihat realita sosial, tapi saya marah kepada diri sendiri karena tidak mamu membantu mereka. pikiran saya melayang kepada orang-orang kaya serakah, koruptor busuk, DPR yang di cekoki uang rakyat, pemerintahan yang tak beradab dan apa saja hingga pikiran menjadi amat liar sampai bernani menggugat Tuhan (astagfirullah….).
“ziz,”
suara itu sangat saya kenal, ya suara teman yang tadi berangkat bersma ke Rumah Sakit, teman yang meninggalkan saya kedinginan di luar, teman yang membuat saya mendengar dan menyaksikan kisah tragis ini
“ziz”
suara itu kembali terdengar,
“eh, nglamun aja, ayo balik”
ah sialan belum juga masuk menjenguk teman yang sakit sudah di ajak pulang
saya coba membela diri,
“lho aku kan blm masuk ?”
“ga usah, yanto udh tidur, ga enak, td aq jg nyasar di dalem, salah kamar” timpalnya,
“ya udah, ayo pulang” ajak ku….
saya coba menengok kembali wajah suami-istri yang dilanda duka cita amat sangat, sesak rasanya hati ingin rasanya meneskan air mata tapi masih kutahan, tapi sepertinya langit sudah menggantikan diriku, sekarang aku tahu kenapa dari tadi rintik grimis begitu deras, mungkin llangit ikut menangis untukk jenazah itu.
Selengkapnya...
lari untuk ketenangan
Aku berlari menjauh
aku menangis dibawah jembatan
yang tak terjamah matahari
pantopel hitam memainkan dadu
dengan lawan lamanya
dia memilih untuk kami
dia membunuh kami
hanya aku yang tersisa
yang penuh rasa bersalah
rumput kering yang terbakar
dihujani meriam kekuasaan
"kabur anak ku "kata ayah
temui orang gua , dia tenang
dengan alam
memang ini budaya kami
memang ini frase kehidupan kami
nisan nisan itu sudang mentanah
dari ribuan penyangga peradaban kami
biarlah hewan melata tertawa
mengambil telur yang erengkrami
makan sepuasnya
dari pada busuk termakan waktu
biarlah aku menemui orang gua
hidup bersamanya
hidup bersama hewan eksotik
dari pada dengan pantopel hitam
Selengkapnya...
Duh, Pengangguran di Indonesia Capai 8,59 Juta Orang
Dari angka itu, Muhaimin menjelaskan, tercatat jumlah penganggur dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi mulai dari D-1 hingga S-1 mencapai 1,36 juta orang atau sekitar 15,84 persen penganggur. "Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat produktivitas bangsa Indonesia," katanya.
Muhaimin menyebutkan, penyebab terjadinya pengangguran adalah kesempatan kerja yang tidak cukup mampu menyerap angkatan kerja yang ada, serta kurang berfungsinya pasar kerja. Ia menambahkan, dalam kondisi seperti itu, terdapat lowongan pekerjaan yang belum terisi di satu pihak, dan terdapat tenaga kerja yang belum bekerja di lain pihak.
Di saat yang bersamaan, lanjutnya, jumlah dan jenis tenaga kerja tidak sama sehingga terdapat hambatan mobilitas wilayah, sektoral, kesempatan, dan waktu pindah pekerjaan.
"Sasaran tingkat pengangguran terbuka pada 2014 adalah lima hingga enam persen. Ini berarti tingkat pengangguran dapat ditekan sebesar 1,87 hingga 2,18 persen dibandingkan dengan tingkat pengangguran pada 2009 sebesar 7,87 persen," katanya.
Selengkapnya...
Selengkapnya...
ANDREA BERCERITA TENTANG KEHIDUPAN
SINOPSIS BUKU - Dwilogi Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas
PADANG BULAN menceritakan Enong yang bertekad untuk belajar bahasa Inggris dengan ikut kursus di Tanjong Pandan. Enong tahu, umurnya akan menjadi tantangan paling
besar karena dia harus bersaing dengan anak-anak muda.
Sementara itu, Ikal terpukul oleh penolakan ayahnya. Cintanya kepada A Ling sudah bulat, namun ternyata ayahnya menolak mentah-mentah. Sementara, A Ling juga entah di mana. Akibatnya, Ikal merasa otaknya sedikit terganggu dan memutuskan untuk mencari pekerjaan ke Jakarta, menjadi pegawai berseragam yang memiliki uang pensiun seperti yang diinginkan ayah dan ibunya.
Tepat sebelum nakhoda kapal mengangkat sauh, Ikal berubah pikiran. Ada yang belum tuntas ia selesaikan. Ia harus kalahkan Zinar dalam tanding catur!
CINTA DI DALAM GELAS bertutur tentang tugas berat di pundak Ikal. Dia harus membantu Maryamah memenangkan pertandingan catur saat 17 Agustus nanti. Maryamah, yang menyentuh bidak catur saja belum pernah, harus mengalahkan juara catur selama dua tahun berturut-turut yang sekaligus juga mantan suaminya. Namun, lebih dari itu, jenis kelamin Maryamah menjadi tantangan berat untuk bisa mencebur ke dalam pertandingan penuh harkat bagi kaum lelaki ini.
Bagi penonton yang pro maupun kontra, usaha Maryamah jelas sebuah suguhan yang sangat menarik. Begitu pulakah dengan Maryamah? Selengkapnya...
Selengkapnya...